Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau suatu
keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan.
Karena jumlah penduduk bertambah setiap tahun yang dengan sendirinya kebutuhan
konsumsi sehari-hari juga bertambah setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan
pendapatan setiap hari.
Selain
dari sisi permintaan (konsumsi), dari sisi penawaran, pertumbuhan penduduk juga
membutuhkan pertumbuhan kesempatan kerja (sumber pendapatan). Pertumbuhan
ekonomi tanpa dibarengi dengan penambahan kesempatan kerja akan mengakibatkan
ketimpangan dalam pembagian dari penambahan pendapat tersebut (ceteris paribus), yang selanjutnya akan
menciptakan suatu kondisi pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kemiskinan.
Pemenuhan kebutuhan konsumsi dan kesempatan kerja itu sendiri hanya bisa
dicapai dengan peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau PDB yang terus
menerus. Dalam pemahaman ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan
PDB, yang berarti peningkatan PN.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Suatu Negara
Pengertian pertumbuhan ekonomi harus dibedakan dengan
pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses
perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju
keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat
diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang
diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Ekonomi :
a. Faktor Sumber Daya Manusia, Sama halnya dengan proses
pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia
merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses
pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek
pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses
pembangunan.
b. Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang
bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya.
Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses
pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya
manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam
yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan
hasil hutan dan kekayaan laut.
c. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan,
pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh
mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas
serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya
berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
d. Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak
tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat
berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat
juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan
diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya.
Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap
anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
e. Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia
untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa
barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan
ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
f. Kewirausahaan (Entrepreneurship), Para pengusaha memiliki perkiraan yang matang bahwa
input yang dikombinasikan akan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
masyarakat atau menjadi bararang yang akan dibutuhkan masyarakat. Kemampuan
mengombinasikan input dapat disebut sebagai kemampuan inovasi. Sejarah mencatat
bahwa kemampuatun inovasi tidak selalu dikaitkan dengan teknologi tinggi.
Contohnya, produk coca cola, salah satu minuman ringan terlaris di dunia
dihasilkan oleh wirausaha Amerika Serikat.
Perkembangan Ekonomi Pada Tahun 2011
Badan
Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 6,5% pada
empat bulan terakhir tahun 2011, meski sebelumnya sempat muncul pesimisme
karena anjloknya angka ekspor Desember lalu. Dengan demikian, target
pertumbuhan yang dicanangkan pemerintah antara 6,3-6,5%, terpenuhi sepanjang
tahun lalu. Angka yang dilansir BPS ini memupus keraguan akan memburuknya
pertumbuhan ekonomi Indonesia, karena pada Desember lalu angka ekspor justru
melemah hanya mencapai 2,19% dibanding angka yang sama tahun sebelumnya dan
merupakan yang terendah sejak September 2009. Pada bulan Oktober dan November
2011, ekspor juga melemah menjadi 16,7 dan 8,25 %, padahal angka ekspor
rata-rata sejak Juli-September mencapai 40,5%.
Meski
demikian, melemahnya ekspor ditutup oleh melonjaknya konsumsi dalam negeri
sementara minat investasi juga tetap tinggi pada kuartal keempat 2011, ditandai
dengan naiknya angka investasi asing (FDI) yang mencapai 25%. Kalangan pengamat
menghubungkan naiknya angka investasi asing ini dengan kembalinya standar laik
investasi (investment grade) yang diumumkan oleh lembaga pemeringkat
Fitch, pada pertengahan Desember lalu. Pemeringkat lain, Moody's dan Standard
and Poor's, kemungkinan besar akan mengikuti langkah itu tahun ini, yang
dipandang akan menjadi dorongan makin besar pada investor untuk berbisnis di
Indonesia.
Meski
demikain suhu ekonomi dunia yang sedang terganggu akibat krisis berkepajangan
di AS dan Eropa, diperkirakan akan turut berimbas ke Indonesia sehingga lembaga
seperti Bank Indonesia menurunkan target pertumbuhan 2012 menjadi 6,3-6,5%,
lebih rendah dari target pemerintah yang mencapai 6,7%. Dari sisi internal,
persoalan yang dianggap bisa mengganggu laju pertumbuhan ekonomi adalah masalah
perburuhan yang pada beberapa pekan terakhir dianggap meresahkan investor asing
terutama yang bergerak di bidang industri manufaktur. Pengusaha menuding
pemerintah daerah menggunakan kasus perburuhan sebagai alat politik untuk
kepentingan mereka, sehingga merugikan perhitungan bisnis mereka untuk tahun
2012.
Perkembangan Ekonomi Pada Tahun 2012
Badan
Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2012 sebesar
6,23% sedikit turun dibanding pertumbuhan ekonomi 2011 sebesar 6,5%. Adapun
nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga konstan 2000 pada
tahun 2012 mencapai Rp 2.618,1 triliun, naik Rp 153,4 triliun dibandingkan
tahun 2012 sebesar Rp 2.464,7 triliun. Bila dilihat berdasarkan harga berlaku,
PDB tahun 2012 naik sebesar Rp 819,1 triliun, dari Rp 7.422,8 triliun (2011)
menjadi Rp 8.241,9 triliun (2012). Pertumbuhan terjadi pada semua sektor
ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di sektor perdagangan dan komunikasi
9,98%, dan terendah di sektor pertambangan dan penggalian 1,49%. Sementara PDB
Non Migas tahun 2012 tumbuh 6,81%.
Secara
triwulanan, menurut Suryamin, PDB Indonesia pada triwulan IV/2012 dibandingkan
dengan triwulan III/2013 (q to q) turun sebesar 1,45%, tapi bila
dibandingkan dengan triwulan IV/2011 (y on y) tumbuh sebesar 6,11%.
Adapun PDB per kapita mencapai Rp 33,3 juta (3.562,6 dollar AS) meningkat
dibandingkan PDB per kapita pada 2011 sebesar Rp 30,4 juta (3.498,2 dollar AS).
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV/2012, lanjut Kepala BPS, turun sebesar
1,45% dibanding triwulan sebelumnya. Namun dibandingkam dengan triwulan IV/2011,
ekonomi Indonesia tumbuh 6,11%. Penurunan pertumbuhan ekonomi triwulan IV/2012
terjadi karena sektor pertanian mengalami penurunan cukup signifikan sebesar
23,06% akibat siklus musiman.
Menurut
Kepala BPS, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan yang terbesar
dalam menyerap PDB, yaitu 54,56%; disusul komponen pengeluaran konsumsi
pemerintah 8,89%; komponen pembentukan modal tetap bruto atau investasi fisik
33,16%; komponen ekspor 24,26%, dan komponen impor 25,81%. Separo lebih
(57,51%) dari PDB triwulan IV/2012 disumbang oleh Pulau Jawa, dengan urutan 3
(tiga) besar masing-masing DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat. Secara
kuantitatif, kegiatan-kegiatan di sektor sekunder dan tersier masih
terkonsentrasi di Pulau Jawa, sedangkan kegiatan sektor primernya lebih
diperangkan oleh luar Jawa.
Referensi :
Komentar
Posting Komentar